Arsip untuk Agustus, 2007

Tonggak Tuo Istana Sudah Terpancang

PADANG—Bangunan itu lama tidak ada.  Di sanalah sejumlah pejabat memperoleh gelar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati, Rosihan Anwar dan lainnya. Bangunan itu terbakar bersama sejarah. Istano (Ustano kata orang Tanah Datar) Paguruyung menunggu kebangkitan.

Tonggak tuo (tua) terpancang di tengah tanah lapang di bekas bangunan yang lama. Tonggak itu sudah berada di sana sejak 9 Juli 2007.  Rencananya, di tanah lapang itu dibangun kembali Istano Basa Pagaruyung. Letaknya agak mundur dari tapak tanah bekas istana sebelumnya. Mundurnya sekitar empat meter dari tempat semula. Lanjutkan membaca ‘Tonggak Tuo Istana Sudah Terpancang’

Pendidikan Murah

Pendidikan di zaman seperti ini seperti menjadi barang yang mahal. Mau sekolah, harus bayar setinggi langit. Mencekik urat leher rasanya. Kalau tidak jangan harap bisa bersekolah seperti yang lain. Dalam kasus seperti ini, uang lah yang berbicara.
Kejadian seperti itu, tidak hanya terjadi di tingkat SD, SMP, SMA atau perguruan tinggi. Bahkan di tingkat taman kanak-kanak (TK) saja, di usia dini untuk masuk sekolah, uang sekolah tidak kalah dengan anak yang ingin masuk SD, SMP, SMA atau perguruan tinggi.
Dari awal tampaknya sekolah dijadikan tempat mencari keuntungan. Lembaga profit. Tidak hanya di swasta di sekolah negeri pun juga demikian. Sama saja alias tidak ada bedanya sama sekali. Bahkan kalau dihitung-hitung, bayar uang sekolah di swasta jauh lebih murah di bandingkan negeri. Lanjutkan membaca ‘Pendidikan Murah’

Kalau Saya jadi Presiden

Kalau saja saya yang menjadi Presiden Republik Indonesia ini, hal pertama yang saya lakukan adalah mengadakan rapat kabinet. Lalu rapat dengan anggota DPR. Dalam dua rapat penting itu, saya akan bertanya masih perlukah kita mengibarkan Bendera Merah Putih pada setip HUT RI?Rasanya kita belum merdeka. Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 lalu tidak bermakna. Kita masih dijajah. Yang menjadi penjajah, kesom­bongan sebagai rakyat Indonesia. Kita terlalu bangga dengan kemerdekaan, padahal di balik itu kita masih dijajah.Demokrasi membuat rakyat berdemo. Sebenarnya tidak perlu ada demokrasi di Indonesia. Karena, rakyat Indonesia ini pada dasarn­ya saling menyayangi dan menghargai. Begitulah pelajaran yang saya peroleh di sekolah dasar dulu pada mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Politik jadi alat kekuasaan dengan nama demokra­si. Rakyat Indonesia diatur politik. Lanjutkan membaca ‘Kalau Saya jadi Presiden’

Batu Angkek-angkek Peramal Nasib

angkek.jpg

Padang—Bentuknya seperti kura-kura bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad. Permukaannya datar berwarna hitam Di sisi yang lain, terlihat berwarna seperti tembaga. Walau begitu, itu adalah batu.. Masyarakat Minang dan orang yang pernah melihatnya menamainya batu angkek-angkek. Angkek dalam bahasa Minang berarti angkat. Jadi Batu Angkek-angkek adalah batu yang diangkat.

Batu Angkek-angkek terdapat Nagari Tanjung, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar. Dari Kota Batusangkar, menempuh perjalanan sekitar 11 Km. Konon dipercaya masyarakat memiliki kekuatan gaib yang bisa meramal nasib seseorang.

Batu ini dimanfaatkan masyarakat untuk menguji keinginan atau cita-cita mereka terkabul atau tidak. Jika Batu Angkek-angkek bisa diangkat ke atas pangkuan, berarti keinginan atau cita-citanya bisa terkabul. Bila tidak, maka keinginan atau cita-citanya tidak akan terkabul. Lanjutkan membaca ‘Batu Angkek-angkek Peramal Nasib’


Tangkelek

Agustus 2007
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Masukkan alamat email Anda

Bergabung dengan 300 pelanggan lain

Bagian

Informasi

Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau berita, layangkan ke eriandi_ganteng@yahoo.com

Harian Singgalang