Bercinta di Atas Bukit

Padang–Tahukah Anda tempat yang asyik dan ‘aman’ untuk pacaran, memadu kasih, esek-esek, mesum, atau apalah namanya di Kota Padang? Lokasi dengan pemandangan yang indah ke laut lepas serta suasana yang sepi dan remang-remang, apalagi di sana juga disediakan bangku-bangku dengan pembatas (sekat) yang tinggi sehingga orang tidak bisa melihat keberadaan kita.

Mungkin bagi sebagian kawula muda, sudah tak asing lagi tempat yang satu ini. Tempat yang menjanjikan sejuta kenikmatan bagi mereka yang sedang dimabuk asmara atau mereka yang hanya mencari kesenangan sesaat. Bukit Lampu.

Ya. Tempat yang sering dijadikan target razia aparat Satpol PP Kota Padang itu, ternyata belum bisa berubah fungsinya. Meski kerap kali juga penegak hukum meringkus pasangan illegal dari kawasan itu, tapi masih banyak yang membandel dan tetap berbuat nista di tempat itu.

Bukit Lampu yang terletak di pingiran pantai antara Teluk Bayur dengan Bungus itu, sudah lama menjadi tempatnya orang berpacaran. Sehingga, tempat itu pun dipenuhi oleh kafe-kafe yang bertebaran sepanjang jalan. Mulai dari pinggir-pinggir pantai, hingga ke arah yang berlawanan, yaitu di atas bukit.

Disana, tidak hanya pasangan muda-mudi yang nongkrong sembari memadu kasih, tapi juga banyak para pekerja seks komersil (PSK) yang sedang menunggu ‘mangsa’. Targetnya tidak lain yakni para anak buah kapal (ABK) yang ‘kehausan’ pulang melaut.

Kepala Satpol PP Kota Padang, Budi Erwanto, mengakui Bukit Lampu itu telah lama menjadi sasaran razia pasukannya. Tapi, setiap kali dilakukan razia, selalu ada saja yang tertangkap.

“Upaya yang kita lakukan sudah cukup intensif untuk menertibkan kawasan Bukit Lampu itu. Selain dengan melakukan razia rutin, kita juga telah berkali-kali menghimbau pemilik kafe untuk tidak menfasilitasi orang untuk berbuat mesum,” terang Budi.

Menurutnya, dia juga telah memanggil beberapa tokoh dan pemuka masyarakat serta pemilik kafe yang ada di sana untuk berdialog. “Mereka sepakat untuk menghilangkan sekat-sekat yang tinggi pada kafe mereka, sehingga orang tidak lagi bisa berbuat yang tidak senonoh di sana” sebutnya.

Budi menambahkan, “Akhir-akhir ini memang kita agak mengendorkan jadwal razia di sana, karena kita sedang terfokus di dalam kota. Tapi dalam minggu-minggu ke depan, kita akan kembali menggiatkan razia di lokasi itu,” katanya.

Bercinta di Bukit Lampu, bukan hal yang asing lagi bagi sepasang kekasih di Kota Padang, terutama anak kosan yang berada di sekitar Kawasan Lubuk Begalung, Indarung dan Andalas. Bisa dikatakn hampir setiap malam mereka memadu kasih di Bukit Lampu.

Hal itu diakui beberapa pasangan yang dicoba dimintai keterangan oleh Singgalang, ketika ditanya ada yang merasa kurang senang, ada juga yang menjawab dengan santai. Seolah pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka seperti angin lalu saja.

“Dulu saya sering kencan dengan pasangan ke bukit lampu, jika ada kesempatan pasti kesana. Tapi sekarang sudah sangat jarang karena Pol PP sering razia, kalau ketangkap di sana kan malu,” kata Dodi (nama samaran) kepada Singgalang baru-baru ini.

Dikatakannya, sekitar satu atau dua tahun yang lalu, kawasan Bukit Lampu masih aman dari pengawasan petugas. Dia dan pasangannya sering bercinta di bukit itu, tak ada yang ditakuti, preman di sana bisa di atasi dengan sejumlah uang setelah itu mereka pergi.

“Saya heran dengan pasangan muda-mudi sekarang, seringkali didapati petugas tengah memadu kasih di Bukit Lampu. Terutama di pondok-pondok yang disediakan warga setempat, mereka acuh, sekarang ditangkap besok beraksi lagi disana,” sebut Dodi.

Sementara Nina (nama samaran), juga mengakui hal yang sama dengan Dodi, dia dan pacarnya dulu sering menjelahi kawasan itu. Namun kawasan itu sudah tak aman bagi mereka karena sering disorot Pol PP. Alasan lain yang dikemukakan Nina, untuk tidak lagi memakai tempat itu untuk bercinta karena kawasan tersebut sudah terlalu ramai dikunjungi pasangan lain.

“Sejak 2007 kami tidak pernah lagi ke Bukit Lampu, karena sering dirazia. Saat ini pacar saya berada di luar daerah, jadi jarang ketemu, kalau dia pulang paling cuma kencan di rumah. Lagian kami juga akan menikah,” sebutnya dengan nada santai. rio/yunisma

3 Tanggapan to “Bercinta di Atas Bukit”


  1. 1 caknun Juni 26, 2007 pukul 12:48 pm

    foto sampeyan keren, khas wartawan, apalagi nampang di depan komputer. tapi sayang, sampeyan keliru menampilkan sosok diri sambil memamerkan rokok. Seolah-olah gambaran bahwa wartawan itu identik dengan rokok. Itu dulu bro !!! sekarang para wartawan generasi muda sudah sadar untuk meninggalkan dunia asap penuh bahaya itu. kita memang tidak sedang berkampanye antirokok, tapi kayaknya gimana, kalau ada orang nampang dengan sebatang rokok terselip di tangan. saya salut, tulisan sampeyan bagus, ada humen interest yang kuat. Sayang, sampeyan merookok

  2. 2 Q-meck Juni 30, 2007 pukul 11:25 am

    kayaknya bapak lebih keren jadi bintang iklan rokok malbhoro deh…

  3. 3 cak nank Agustus 16, 2007 pukul 4:23 pm

    sepakat…..tidak semua wartawan identik dengan rokok. itu jaman baheula man! mending sampean jadi bintang iklan rokok aja. bener2 wartawan narsis…!!! tapi aku salut dengan tulisan human interestnya, salut..salut, cuman narsis dan rokoknya yg ga salut….


Tinggalkan komentar




Tangkelek

Juni 2007
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Masukkan alamat email Anda

Bergabung dengan 300 pelanggan lain

Bagian

Informasi

Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau berita, layangkan ke eriandi_ganteng@yahoo.com

Harian Singgalang